Jayapura, MAJALAH SELANGKAH -- Pendidikan bagi pemilih, khususnya
pemilih perempuan, pemilih pemula, disabilitas dan kelompok marginal
dalam Penyelenggara Pemilu sangat penting. Selain itu, komunikasi yang
baik di antara para stakeholders, khususnya KPU, Bawaslu, Jurnalis,
Organisasi Masyarakat Sipil dan lainnya juga akan meminimalisir
kesalahpahaman dalam sirkulasi informasi.
Demikian latar belakang pentingnya Media Center Pemilu Papua yang mengemuka pada Workshop bertema "Peran Media dan Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemilu Papua", siang tadi, Sabtu, (22/03/14) di Hotel Horison Jayapura, Provinsi Papua.
Media
Center Pemilu Papua sangat penting karena dapat berperan menemukan
kesalahpahaman dan kesepakatan bersama di antara insan media untuk
mengawal proses Pemilu dalam suatu gerakan yang harmonis dan terencana.
Komisioner KPU Papua, Musa Sombuk memberikan materi tentang "Keterbukaan Informasi Publik dalam Pemilu". Musa mengatakan, peran Media Center Pemilu Papua sangat penting untuk memberikan informasi sebagai pendidikan bagi pemilih.
"KPU Papua sangat menghargai peran media dalam pendidikan pemilih. Lebih-lebih informasi mendalam tentang tahapan Pemilu: mulai dari kampanye, coblos, penghitungan suara, dan sampai penetapan," tuturnya.
Sementara, Analis Media, Victor Mambor menyampaikan materi terkait "Analis Pemberitaan Pemilu pada Media Massa di Papua".
Berdasarkan
analisis atas media-media di Papua, Victor berkesimpulan, media-media
di Papua lebih banyak bersumber pada pernyataan-pernyataan tokoh tanpa
pengamatan langsung di lapangan.
Ketua Aliansi Jurnalis
Independen (AJI) jayapura itu menilai, dalam pemberitaan media mengenai
Pemilu di Papua tidak ada latar belakang baik regulasi, kondisi tertentu
atau tokoh tertentu. Hal ini mengakibatkan masyarakat mengkonsumsi
informasi sepotong-potong.
Pada sesi diskusi, disepakati
berbagai kegiatan konkret yang segera dimulai oleh Media Center Pemilu
Papua. Diskusi dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama,
mendiskusikan peran-peran Penyelenggaran Pemilu dalam memberikan
informasi dan data dalam rangka pendidikan pemilih, serta hal-hal
konkret lainnya.
Kelompok kedua mendiskusikan soal
kebutuhan-kebutuhan jurnalis di Media Center dalam konteks pendidikan
pemili, yakni akses informasi dan data dari Penyelenggaran Pemilu,
pembuatan website sebagai sumber informasi, hotline, media sosial,
penyediaan regulasi terkait Pemilu dan lainnya.
Sekretariat
Media Center masih belum ditentukan. Direncanakan untuk menggunakan
salah satu ruangan di Kantor KPU Papua sebagai sekretariat tetapi
setelah dipastikan semua rungan terpakai.
Diketahui, workshop
ini mengundang 30 orang dari Organisasi Penyelenggara Pemulu, Bawaslu,
Jurnalis berbagai media cetak dan elektronik, Organisasi Pers, serta
organisasi masyarakat sipil di Jayapura.
Tetapi, beberapa pihak
berhalangan hadir pada acara penting ini. Tiga media penting seperti
RRI, dan beberapa Harian di Jayapura seperti Papuapos dan Bintang Papua
dan beberapa pihal lainnya yang sempat diundang tidak sempat datang.
Workshop
terselenggara atas kerja sama Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi
(Perludem), Aliansi Jurnalis Independen Kota Jayapura, Perkumpulan JUBI,
dan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR). (Yermias Degei/Hendrikus Yeimo/MS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar